14 Oktober 2008

Eagle Eye: Teknologi Kadang Bisa Mengerikan


Jerry Shaw (Shia LaBeouf) memilih minggat dari rumah, karena tidak kuat bersaing dengan saudara kembar identiknya, Ethan. Di mata keluarganya, Ethan selalu menjadi si nomor satu. Ethan merintis karir militer, seperti ayah mereka.

Ingin dapat perhatian sang ayah, Jerry sempat mencoba masuk militer, lalu menjadi desertir. Hidupnya dilanjutkan dengan menjadi seorang backpacking (pengelana--red) keliling dunia dan terdampar menjadi staf di kios fotokopi Copy Cabana. Hidup bersahaja, dan tanpa motivasi.

Suatu hari, Ethan mendadak tewas dalam sebuah kecelakaan. Di pemakaman, Jerry kembali bertemu keluarga setelah tiga tahun tak ada kabar. Reuni itu berakhir dengan ketegangan antara Jerry dan sang ayah, yang menyelipkan cek US$ 1000 di tas putranya.

Polemik pun dimulai ketika Jerry berusaha mencairkan cek pemberian ayahnya di sebuah anjungan tunai mandiri. Saat Jerry mencairkan cek itu, ternyata bukan angka 1.000 dolar yang dia dapat, melainkan 750 ribu dolar ! Bukannya senang, Jerry panik dan berlari pulang.

Masuk ke kamar sewaan yang bayarannya tertunggak, Jerry makin kaget ketika menemukan tumpukan dus berisi senjata berbagai jenis lengkap dengan amunisi, tumpukan amonium nitrat--bahan pupuk yang bisa diolah menjadi bom--, dan berbagai paspor atas namanya.

Lalu, telepon genggamnya berdering. Suara seorang perempuan menyuruhnya lari dalam hitungan detik, karena tim FBI tengah mendekat. Jerry tertangkap dan diinterogasi oleh agen Thomas Morgan (Billy Bob Thornton).

Jerry bersikukuh dirinya dijebak. Saat ditinggalkan sendiri di sebuah ruangan, si penelepon misterius menghubunginya dan membebaskan Jerry melalui jendela yang dihantam sebuah crane.

Penelepon itu juga menghubungi Rachel Holloman (Michelle Monagan), ibu muda yang baru saja melepas anaknya, Sam, melawat ke Washington sebagai peniup terompet di band sekolah.

Penelepon menyuruh Rachel melihat ke televisi terdekat, di mana kegiatan Sam di kereta api terpampang jelas. Dengan ancaman putranya bakal mati, Rachel mematuhi perintah untuk menyetir sebuah Porsche Cayenne.

Di mobil itulah Jerry dan Rachel bertemu, sama-sama ketakutan, panik dan bingung dengan instruksi-instruksi misterius tersebut. Melalui komando si penelepon, mereka berlari menghindari kejaran agen FBI.

Berkali-kali nyaris tertangkap, keduanya diselamatkan melalui lampu merah yang mendadak hijau, penghancur kendaraan yang otomatis bergerak, hingga bantuan orang-orang yang juga diancam perempuan misterius melalui telepon.

Keduanya bukannya tak mencoba kabur, tapi si penelepon rupanya begitu berkuasa sehingga memaksa mereka selalu kembali patuh pada perintah-perintahnya.

"Desersi bukanlah suatu pilihan," kata penelepon misterius yang baru terungkap identitasnya setelah hampir setengah durasi film.

Eagle Eye adalah tekno-thriller bertema "Big Brother is watching you". Kemudahan dan integrasi teknologi dalam kehidupan membuat profil seseorang bisa dilacak. Telepon genggam, rekening bank, rekam jejak transaksi di Internet, Email, kamera pemantau, dan satelit, semua bisa dipakai membuntuti dan melacak dokumentasi seseorang.

Malapetaka nasib Jerry dan Rachel bermula dari keputusan Presiden Amerika Serikat yang salah. Tanpa konfirmasi identitas, dia memerintahkan penyerangan sebuah rombongan yang diduga buron teroris Afghanistan kelas kakap.

Konyol, karena bom AS justru membunuh orang-orang di sebuah prosesi pemakaman. Perintah salah sang presiden lantas memicu serangan teror atas aset AS di berbagai belahan dunia, termasuk ancaman dari dalam negeri. Sebuah sindiran telak.

Apakah Jerry berhasil mengungkap siapa dalang dibalik peristiwa ini ? Dan apakah Rachel bisa bertemu kembali dengan putranya. Penasaran ? Tonton film ini yang boleh dibilang sedang laris manis pemutarannya di seluruh dunia.

0 komentar:

Posting Komentar